Manajemen
ada dimana-mana: pabrik, kantor, pendidikan, distribusi beras, rumah tangga,
pribadi. Prinsipnya adalah mengatur tata kerja dan tata usaha suatu kegiatan.
Sebagai contoh dapat dikemukakan "manajemen kegiatan bergerak"
-
Berjalan
hanya membutuhkan dua kaki yang sehat, dan kita sudah dapat bergerak kemanapun
kita mau.
-
Untuk
bergerak lebih cepat dan jauh, kita memaksa kuda mengganti tugas kaki kita. Kita lalu mengatur manajemen
kuda: pelana, kaki besi, kandang, makanan, penyusutan, dlsb.
-
Demi
kenyamanan dibuatlah kereta. Dibutuhkan desain kereta yang sesuai dengan fungsi
, teliti bahan dan konstruksi, dan juga pemeliharaan kereta.
-
Kuda,
seperti manusia, bisa sakit, tua, dan kadang punya maunya sendiri. Kita beralih
pada kuda tak berjiwa dan perasaan. Masalah jadi makin rumit karena butuh ahli
mesin, BBM, dan manajemen Prasarana Jalan.
-
Kendaraan
umum membutuhkan sistem manajemen yang lebih rumit karena menyangkut masalah:
pengusahaan kendaraan, trayek, terminal dlsb.
Dalam kasus ini Desain berperan dalam merancang
kereta dan sistem informasi operasional kendaraan. Contoh lain adalah
"manajemen duduk".
Jongkok
tak membutuhkan produk apapun. Lesehan membutuhkan tikar. Duduk membutuhkan dingklik, bangku, kursi, kursi goyang, makan,
kursi malas, kursi wasit, singgasana... Budaya duduk memacu macam-macam
kebutuhan alat duduk.
Fungsi
fisik dan non-fisik memacu kebutuhan akan macam-macam kursi. Setelah - -
-
Pembuatan,
menyangkut teliti fungsi, ergonomi, bahan, konstruksi, desain dan produksi.
-
Distribusi,
menyangkut promosi, pemasaran, pengemasan, pengiriman.
Dalam
kasus ini Desain berperan dalam perancangan kursi dan promosi untuk
pemasarannya.
Dari
contoh di atas kita mendapatkan bahwa Desain selalu mulai dari suatu kebutuhan.
Dalam melakukan tugasnya, desain merupakan salah satu mata rantai yang
menghubungakan antara gagasan dengan pelaksanaan gagasan tersebut. Di sisi hulu
Desain akan menampung masalah yang harus dipecahkannya. Di sisi hilir Desain
menyerahkan gambar kerja rancangannya untuk dilaksanakan.
Prosedur
perancangan suatu desain pada umumnya mengandung tahap-tahap sebagai berikut :
-
Mendengar
dan mencatat kebutuhan, mendiskusikan hingga jelas apa yang sebenarnya
dibutuhkan
-
Menganalisa
kebutuhan dan mengurai dalam tata laksana pekerjaan. Dari sini dapat
disimpulkan tenaga, waktu, dan biaya yang dibutuhkan. Dalam pertemuan dengan
klien dipastikan mengenai kesimpulan di atas. Perjanjian disepakati untuk mulai
bekerja.
-
Pekerjaan
olah kreatif dilakukan hingga menghasilkan kemungkinan pemecahan desain.
Melalui tukar pikiran klien akan menentukan desain yang akan dilaksanakan.
-
Pada
tahap praproduksi, perancang menyiapkan gambar kerja lengkap agar dapat
dimengerti dan dilaksanakan oleh pelaksana produksi.
-
Dalam
tahap produksi, tugas perancang adalah mengawasi apakah pelaksanaan dijalankan
sesuai dengan apa yang dikehendaki.
Melalui
prosedur ini tiap langkah pekerjaan dapat dijaga pelaksanaannya sesuai dengan
kesepakatan-kesepakatan yang telah disetujui bersama.
Tiap
penyimpangan dan kesalahan dapat ditelusuri kembali asal muasalnya.
Diagram
berikut menggambarkan tata laksana pekerjaan desan grafis pada umumnya. Disini
kita melihat ada tiga bagian dalam manajemen yang mengatur pelaksanaan
pekerjaan. Pertama adalah prosedur kerja yang dijalankan untuk pekerjaan
tersebut; Kedua adalah pengurusan masalah hubungan dengan pemberi kerja; dan
Ketiga merupakan bagian yang mendukung terlaksananya pekerjaan.
Dalam
"Prosedur Kerja" yang penting diperhatikan adalah data
Verbal/copywriting. Perancang tak punya hak maupun tanggung jawab untuk
mengarang dan mengubah kata-kata. Bidang kerjanya adalah olah-visual.
"Prosedur
Kontak" biasanya dipercayakan pada orang yang khusus mengurusnya. Orang
tersebut akan mengatur dan mengawasi pekerjaan yang berhubungan dengan
pertanggungjawaban pada klien, berikut dokumen pekerjaan.
"Unsur
Pendukung" adalah berbagai hal yang dalam sebuah tim akan menolong
kelancaran suatu pekerjaan. Pengawasan keabsahan adalah pekerjaan meneliti
dokumen serah terima, bahwa semuanya sesuai dan tak terdapat kesalahan teknis.
Tentu
saja mengingat variabel yang lebar dalam jenis kerja desain grafis, manajemen
pekerjaannya dapat lebih sederhana ataupun lebih rumit daripada diagram di
atas. Tetapi pada dasarnya tiap pekerjaan akan menghadapi persiapan dan
pelaksanaan seperti diagram di atas.
Dalam
kasus demikian, manajemen berperan dalam mengukur, mengatur dan mengawasi
jalannya pekerjaan, menyangkut soal ketenagaan, fasilitas, eaktu dan biaya yang
dibutuhkan.
Semoga
melalui bahasan di atas dapat tergambar prinsip keterlibatan manajemen dalam
pengelolaan pekerjaan desain.
Credit: